Sepanjang manusia hidup tentulah memiliki harapan, impian, wishes, hanya yang matilah yang tidak memiliki. But sometimes kita dihadapkan pada kenyataan yang jauh berlawanan dengan harapan kita. Akhirnya kita mengkaji lagi perlukah manusia (kita ) mempunyai harapan. Apakah harapan hanya akan jadi suatu langkan yang sia- sia belaka, membuang waktu.
Saya tetap berpegang bahwa harapan perlu, untuk mewarnai hidup ( hehehe mentang- mentang nama blog nya #WarnaPelangi aja, jadi yang diomongin ga jauh- jauh dari warna atau rainbow hehehehe... bukan itu maksud saya .. ok go back to the topic).
Memiliki dan meraih harapan (kesuksesan) dalam agama pun sangat dianjurkan. Dan jalan meraih harapan ( kesuksesan dunia ataupun akhirat) adalah dengan jalan yang telah ditunjukkan Allah Sang Maha Pencipta, dan itu hanya ditemukan jika kita memgang teguh Al Qur'an dan As-Sunnah seperti perkataan Rosullulah Muhammad SAW.
Kehidupan manusia akan tetap bergerak dan tegak selama manusia tersebut memiliki impian, harapan. Sangat sulit membanyangkan manusia hidup tanpa impian, tentunya iya hanya akan seperti mayat yang hidup, dan tidak memiliki arah.
Saya tetap berpegang bahwa harapan perlu, untuk mewarnai hidup ( hehehe mentang- mentang nama blog nya #WarnaPelangi aja, jadi yang diomongin ga jauh- jauh dari warna atau rainbow hehehehe... bukan itu maksud saya .. ok go back to the topic).
Memiliki dan meraih harapan (kesuksesan) dalam agama pun sangat dianjurkan. Dan jalan meraih harapan ( kesuksesan dunia ataupun akhirat) adalah dengan jalan yang telah ditunjukkan Allah Sang Maha Pencipta, dan itu hanya ditemukan jika kita memgang teguh Al Qur'an dan As-Sunnah seperti perkataan Rosullulah Muhammad SAW.
Kehidupan manusia akan tetap bergerak dan tegak selama manusia tersebut memiliki impian, harapan. Sangat sulit membanyangkan manusia hidup tanpa impian, tentunya iya hanya akan seperti mayat yang hidup, dan tidak memiliki arah.
Harapan itu seperti jalan di dalam hutan. Di sana tak pernah ada jalan. Tapi jika banyak orang menjalaninya, jalan itu menjadi ada.
Lin Yutang